Pada mulanya
plot pada penggarapan cerita Topeng Blantek digarap secara lisan. Plot ini
bermula dan plot lisan atau hanya menjelaskan konsep dari mulut-kemulut. Kemudian
sering berkembangnya zaman, ada beberapa teater rakyat yang sudah menggunakan
plot tertulis. Tetapi para seniman
tradisional tidak mau mengenal naskah yang sudah tertulis dan ada
dialognya. Apabila pemain diberikan naskah, maka naskah tersebut kurang
efektif, bahkan hanya dilihat dan dipegang saja, naskah tersebut tidak akan
dihapal dan dibaca. Sebab jika terpaku dengan naskah tertulis,
hal itu hanya membuat para pemain merasa dibatasi kreatifitasnya dan terkekang
dalam berimprovisasi. Di dalam plot tersebut
terdapat adegan atau bagian-bagian cerita yang didalangi langsung oleh tokoh
Jantuk. Bisa dikatakan, tokoh Jantuk yang memegang plot atau alur cerita
seperti layaknya sutradara. Peran tokoh Jantuk sebagai pemimpin sebuah cerita
adalah apabila ada pemain yang keluar plot, maka tokoh Jantuk lah yang
mengingatkan para pemain untuk kembali ke dalam plot atau alur cerita tersebut
dengan mengingatkan seorang pemain untuk melanjutkan cerita. Biasanya saat
Jantuk bermain ada kalanya dia berimprovisasi dan plot untuk memanjangkan
durasi atau untuk mencari lawakan, lelucon, dan menaikkan emosi sebuah cerita. (aj/ziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar