Senin, 19 Mei 2014

Topeng Blantek Sebagai Alat Dakwah

Seni budaya Topeng Blantek sebagai alat untuk berdakwah menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam. Hal itu, ditambah dengan musik pengiringnya lagu-lagu Islami, seperti Al Fiqih, Aisyah, dan Maulana. Sedangkan lagu hiburan salah satunya, yaitu Jali-Jali. Pada konteks lain, nama Topeng Blantek berasal dari alat musik rebana biang dan kotek. Atik Soepandi menjelaskan bahwa asal-muasal penamaan Blantek, yaitu dari nama rebana biang dan rebana kotek. (Atik Soepandi dkk, Ibid, Hlm 14). Seiring perkembangan waktu penggunaan rebana biang bergeser pada alat-alat tradisional lain yang digunakan sebagai pengiring Topeng Blantek seperti gamelan, kromong, gong, gendang dan lain-lain, sehingga rebana biang jarang digunakan oleh para seniman. Alat-alat tradisional tersebut sebagai pelengkap dalam kesenian Topeng Blantek. “Awalnya Topeng Blantek dulu menggunakan rebana biang, yaitu rebana yang besar. Dulunya setiap pertunjukan pakai rebana itu, kemudian bergeser pada penggunaan alat musik yang lain, seperti tanjidor, gong, gendang dan lain-lain. Akan tetapi, ciri khas lain dari Topeng Blantek tetap kita pertahankan” (Wawancara, Nasir Mupid, Topeng Blantek Fajar Ibnu Sena, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, 4 September 2011). . (sal/ziz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar