Seni budaya Topeng Blantek sebagai alat untuk berdakwah
menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam. Hal itu, ditambah dengan musik
pengiringnya lagu-lagu Islami, seperti Al Fiqih, Aisyah, dan Maulana. Sedangkan
lagu hiburan salah satunya, yaitu Jali-Jali. Pada konteks lain, nama Topeng
Blantek berasal dari alat musik rebana biang dan kotek. Atik
Soepandi menjelaskan bahwa asal-muasal penamaan Blantek, yaitu dari nama rebana
biang dan rebana kotek. (Atik Soepandi dkk, Ibid, Hlm 14). Seiring
perkembangan waktu penggunaan rebana biang bergeser pada alat-alat tradisional
lain yang digunakan sebagai pengiring Topeng Blantek seperti gamelan, kromong, gong,
gendang dan lain-lain, sehingga rebana biang jarang digunakan oleh para
seniman. Alat-alat tradisional tersebut sebagai pelengkap dalam kesenian Topeng
Blantek. “Awalnya
Topeng Blantek dulu menggunakan rebana biang, yaitu rebana yang besar. Dulunya
setiap pertunjukan pakai rebana itu, kemudian bergeser pada penggunaan alat
musik yang lain, seperti tanjidor, gong, gendang dan lain-lain. Akan tetapi,
ciri khas lain dari Topeng Blantek tetap kita pertahankan” (Wawancara, Nasir
Mupid, Topeng Blantek Fajar Ibnu Sena, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, 4
September 2011). . (sal/ziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar