Penafsiran atau
kecendekiaan tersebut diidentifikasikan sesuai tokoh Jantuk dalam Topeng
Blantek seperti berikut : Historis atau cerita tokoh Jantuk sendiri adalah
cerita rakyat Betawi tentang kehidupan rumah tangga. Jantuk adalah nama seorang
anak dan sepasang suami istri, tapi karena nama Jantuk terkenal di lingkungan
masyarakat, bapak dan ibunya juga dipanggil Jantuk. Namun yang memainkan tokoh
Jantuk sebenarnya adalah Bapak Jantuk. Sehingga nama Jantuk dikenal sebagai
tokoh putra Betawi. Fisiologis, tokoh Jantuk merupakan julukan putra Betawi
yang memiliki jidat jenong, hidung pesek dan bundar seperti Gareng dalam
tokoh Wayang, tinggi pada umumnya orang dewasa, memakai celana pangsi bewarna
hitam, menggunakan sarung yang diselendangi pada pundaknya, menggunakan senjata
golok untuk bertani, dan suka menari. Sosiologis, Bapak Jantuk adalah seorang
petani, tidak berpendidikan, tinggal di daerah lingkungan Betawi pinggir. Bapak
Jantuk juga sangat dikenal oleh lingkungannya, dengan lingkungannya Bapak
Jantuk hidup rukun. Namun, terkadang Bapak Jantuk suka menyindir dan menyela
orang-orang sekitarnya. Sindiran dan celaan itu sebenarnya sebagai nasehat pada
lingkungannya, tidak hanya sindirian dan celaan, tetapi Bapak Jantuk juga
memiliki kebiasaan bercanda, dan candaannya itu bersifat menghibur. Psikologis, karakter tokoh Jantuk,
memiliki sifat : pemarah, pemaaf dan pecanda, bahkan candanya agak kasar.
Meskipun memiliki sifat pemarah, ketika dia mengetahui permasalahan yang
sesungguhnya dia bisa menjadi seorang yang pemaaf, bahkan sebagai penengah dan
penyelesai permasalahan. (aj/ziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar