Selasa, 13 Mei 2014

Gaya Lelucon Atau Lawakan Pada Topeng Blantek



Gaya lelucon atau lawakan yang merupakan gaya permainan teater rakyat, menggunakan kata-kata kasar dan ejekan dan kekurangan-kekurangan fisik, dan keadaan lawan main tersebut. Bahkan porsi lawakan mi sering berlebihan dan selalu mengikuti keinginan penonton.Semua kalimat dan kata-katanya lahir dan keseharian dan lingkungan permainan tersebut. “Gaya lawakan yang disebut farce (banyolan) adalah gaya permainan komedi yang berlebihan, kasar dan banyak menggunakan kelucuan yang mengutamakan gerak lahiriah. Gaya banyolan sening diperkuat dengan kelucuan dalam permainan kata (plesetan) kadangkala dengan sengaja mengucapkan kata yang keliru, untuk menimbulkan efek lucu” (Achmad, 2006:18). “Dalam pertunjukan teater rakyat selalu terdapat tokoh yang menyelesaikan masalah konflik dalam cerita.Dalam wayang kita temukan tokoh Semar, Gareng, Petruk dan Bagong (wayang Jawa) atau tokoh Cepot dan Udel (wayang Sunda)” (Achmad, 2006:18). Dan pada Topeng Blantek adalah tokoh Jantuk yang menyelesaikan masalah konflik dalam cenita.Tokoh-tokoh tersebut menjadi sangat penting untuk menghidupkan pertunjukan, karena diinginkan oleh para penonton.Makin banyak penonton tertawa, makin tambah pula lawakan yang disuguhkan oleh pertunjukan tersebut. (aj/ziz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar