Gaya lelucon
atau lawakan yang merupakan gaya permainan teater rakyat, menggunakan kata-kata
kasar dan ejekan dan kekurangan-kekurangan fisik, dan keadaan lawan main
tersebut. Bahkan porsi lawakan mi sering berlebihan dan selalu mengikuti
keinginan penonton.Semua kalimat dan kata-katanya lahir dan keseharian dan
lingkungan permainan tersebut. “Gaya
lawakan yang disebut farce (banyolan)
adalah gaya permainan komedi yang berlebihan, kasar dan banyak menggunakan
kelucuan yang mengutamakan gerak lahiriah. Gaya banyolan sening diperkuat
dengan kelucuan dalam permainan kata (plesetan)
kadangkala dengan sengaja mengucapkan kata yang keliru, untuk
menimbulkan efek lucu” (Achmad, 2006:18). “Dalam pertunjukan teater rakyat
selalu terdapat tokoh yang menyelesaikan masalah konflik dalam cerita.Dalam
wayang kita temukan tokoh Semar, Gareng, Petruk dan Bagong (wayang Jawa) atau
tokoh Cepot dan Udel (wayang Sunda)” (Achmad, 2006:18). Dan pada Topeng
Blantek adalah tokoh Jantuk yang menyelesaikan masalah konflik dalam
cenita.Tokoh-tokoh tersebut menjadi sangat penting untuk menghidupkan
pertunjukan, karena diinginkan oleh para penonton.Makin banyak penonton
tertawa, makin tambah pula lawakan yang disuguhkan oleh pertunjukan tersebut. (aj/ziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar