Rabu, 07 Mei 2014

Pantun Pada Topeng Blantek

Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian : sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, sering kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tidak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan sajak. Dua bait terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.” (http://id.wildpedia.wjkj/pantun.2-2-2012). Namun dalam Topeng Blantek pantun bukan saja berfungsi sebagai syair dan sajak, tetapi sebagai bagian pertunjukan Topeng Blantek untuk menyindir lawan main dengan melempar pantun pada lawan main sebagai ciri khas tradisi Betawi yang memiliki bahasa pantun melayu Betawi pinggir. Jenis pantun yang diutarakan berupa: “berpantun” yaitu menyanyikan (membawakan) pantun bersambut sambutan, “memantuni” yaitu menyindir dengan pantun dan “memantunkan” mengarang (menyatakan) dalam bentuk pantun. Terkadang dalam memantunkan Panjak (pemain) bisa saja tidak nyambung dengan syair dan panjaknya untuk mengeluarkan efek lucu dan lawakan. (aj/ziz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar